BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Damai bukan berarti tidak siap berperang, demikian pepatah
dari negara-negara kaya yang kuat ekonomi dan militernya. Seolah – olah
kehidupan di dunia kurang dinamis tanpa adanya konflik antar Negara yang
berpengaruh secara global dan mengotak – otakan dunia.
Selama ini kita beranggapan negara yang kuat ekonomi yang
akan menang dalam perebutan wilayah. Ternyata tidak juga. Lihatlah kekalahan
Inggris atas RRC yang merebutkan Hongkong. Kembalinya Hongkong telah menghapus
malu Cina sejak perang Candu 1839. Selain itu kembalinya Hongkong sebagai upaya
untuk menyatukan Taiwan yang di anggap paling sulit untuk disatukan kembali ke
wilayah Cina. Bersatunya kembali Hongkong juga membawa keuntungan bagi Cina
karena Hongkong sebagai kota industri dan perdagangan akan membantu pemasukan
devisa dan membantu perkembangan ekonomi Cina, khususnya daerah Cina yang
berdekatan dengan Hongkong. Dengan bersatunya hongkong, cina akan lebih mudah
untuk mencapai cita-citanya sebagai kekuatan regional di Asia-Pasifik. Bagi
dunia internasional kembalinya Hongkong menimbulkan kekhawatiran terhadap Cina
yang akan tumbuh sebagai kekuatan baru di dunia khususnya di kawasan Asia-Pasifik.
Materi ini akan menjelaskan mengenai perebutan Hongkong atas
Inggris yang dilakukan oleh RRC yang pernah terjadi dan menunjukan pengaruh
paling besar pada kondisi dunia. Deskripsi berbagai konflik senjata yang
berujung pada perubahan global baik secara ekonomi, politik akan anda temukan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Keadaan Geografis Cina?
2.
Bagaimana Keadaan Geografis
Hongkong?
3.
Bagaimana Kedatangan Bangsa
Barat ke Cina?
4.
Bagaimana Kekuassaan Inggris atas
Wilayah Hongkong?
5.
Bagaimana Perkembangan Hongkong
di bawah Kekuasaan Inggris?
6.
Bagaimana Upaya RRC dalam
Pengembalian Hongkong?
7.
Bagaimana Pengaruh Kembalinya
Hongkong bagi RRC?
8.
Bagaimana Pengaruh Kembalinya
Hongkong bagi dunia Internasional?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui bagaimana Keadaan Geografis Cina.
2.
Untuk mengetahui bagaimana
Keadaan Geografis Hongkong.
3.
Untuk mengetahui bagaimana
Kedatangan Bangsa Barat ke Cina.
4.
Untuk mengetahui bagaimana Kekuasaan
Inggris atas Wilayah Hongkong.
5.
Untuk mengetahui bagaimana
Perkembangan Hongkong di bawah Kekuasaan Inggris.
6.
Untuk mengetahui bagaimana
Upaya RRC dalam Pengembalian Hongkong.
7.
Untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Kembalinya
Hongkong bagi RRC.
8.
Untuk mengetahui bagaimana
Pengaruh Kembalinya Hongkong bagi dunia Internasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keadaan
Geografis Cina
Cina terletak di Asia
Timur, berbatasan dengan Mongolia dan Uni Soiet di sebelah utara, Pakistan dan
India di sebelah barat. Asia Tenggara di sebelah selatan, Korea dan Jepang di sebelah timur. Lus negara Cina
9.572.000 km2. Pegunungan Nan – Ling
yang membujur dari tenggara ke
barat laut dan merupakan terusan dari
pegunungan Kuan Lun membagi cina menjadi dua bagian, utara dan selatan,
di bagian utara merupakan daerah yang mengalir sungai Huang Ho dan bagian
selatan mengalir sungai Yangtse Kiang. Bagian timur Cina Utara (Manchuria)
sebagian besar terdira dari lembah sungai Sungari yang dikelilingi pegunungan
Sing-an. Daerah lembah sungai Huang Ho merupakan daerah yang padat penduduknya,
sungai Huang Ho sering menimbulkan banjiryang membawa lumpur dan menjadikan
daerah lembah sungai Huang Ho menjadi subur dan cocok untuk pertanian. Bagian
barat laut yang berbatasan dengan Mongolia merupakan padang pasir Ordos dan
Gobi, debu tanah liat yang halus dari Gobi menutupi daerah Tenggara sungai
Syamsi, Syensi dan Kansu merupakan tanah los yang subur. Daerah selatan
merupakan daerah yang komplikasi dan mengalir sungai Yangtse Kiang yang
bermuara di laut Cina selatan.
Jumlah penduduk cina
merupakan yang terbesar di dunia, dan memiliki peradaban yang paling utuh
karena Cina mempunyai sejarah yang meliputi jangka waktu lebih dari 4000 tahun.
Jumlah penduduk Cina meningkat kira – kira dua belas juta per tahun. Penduduk
Cina tinggal di desa – desa yang miskin sebagai petani dan buruh pabrik,
sebagian lagi tinggal di kota – kota sebagai kelompok elit. Perbaikan nasib banyak orang cina yang
berimigrasi. Sejak kedatangan bangsa Barat gelombang emigrasi semakin besar dan
hampir semua negara di dunia ada orang Cina disana. Pada tahun 1970-an hampir
seperempat juta dalam satu tahun orang Cina keluar dari negaranya baik secara
legal maupun ilegal.
B. Keadaan Geografis Hongkong
Hongkong merupakan
bagian wilayah dari Cina, namun pada tahun 1842 menjadi koloni Inggris dan
bertambah luas hingga tahun 1898. Hongkong terletak di pantai Tenggara Cina,
memiliki luas 1.044.6 km2 yang meliputi pulau Hongkong seluas 78 km2,
semenanjung Kowloon seluas 13 km2, New Tetitories seluas 975 km2
dan 230 pulau di sekitarnya yang membentuk kepulauan Hongkong.
Hongkong merupakan
daerah berbukit dan tidak rata dengan lereng pegunungannya melandai sampai ke
tepi pantai, 59 % berupa rumput dan ilalang, 12% hutan kayu, 9% kolam ikan dan
lahan pertanian, 4% kurang tanah subur dan 16 % daratan hasil pengeringan laut.
Hongkong terletak di garis balik utara dengan musim dingin dan musim kering
yang panas, basah dan kadang – kadang di sertai angin topan.
Mulainya Hongkong
menjadi daerah hunian banyak yang berpendapat bahwa Hongkong di huni oleh
imigran dari Canton yang menetap abad XIV, pada dinasti Ming ( 1368 – 1644 )
pulau Hongkong menjadi tempat pengapalan dupa ke sungai Yang Tse, dari sinilah
nama Hongkong yang berarti pelabuhab harum. Pada akhir pemerintahan Ming muncul
kelompok baru yaitu Hocklos dari semenenjung bagian utara yang jumlahnya lebih
kecil, namun mempunyai penguasaan lautan dan lebih dikenal sebagai perampok
yang ganas dan nekat.
Sejak menjadi koloni
Inggris penduduk Hongkong terus bertambah, kedatangan para imigran gelap dari
Cina terus berdatangan untuk mencari pekerjaan maupun perlindungan. Hongkong di
bawah Inggris berkembang menjadi kota perdagangan dan perindustrian.
C. Kedatangan Bangsa Barat ke
Cina
Kerajaan Cina
telah menarik perhatian bangsa barat untuk mencari letak Cina, yang pertama
kali mencapai Cina adalah Portugal yang mendarat di Macao 1557, kemudian
disusul oleh Inggris, Spanyol, Belanda, Perancis dan bangsa barat lainnya.
kedatangan mereka bermaksud untuk mengadakn hubungan dagang terutama untuk
mengimpor teh dan porselen.
Perhatian pada Cina mulanya teh, sutera, dan keramik
kemudian berekembang menjadi tempat untuk menyebarkan agama Kristen. Pada abad
ke-18 bersamaan dengan revolusi di Eropa, Cina di harapkan sebagai pasar untuk
menjual hasil industri dan tempat untuk mendapatkan bahan untuk indusri.
Bangsa Portugis datang ke Cina pertama pada saat Cina berada
pada pemerintahan dinasti Ming. Kedatangan bangsa barat yang bermaksud untuk
mengadakan hubungan dagang diterima oleh Kaisar, mereka di ijinkan melakukan
perdagangan dan mendirikan pos poerdagangan di Canton namun di pos – pos perdagangan
itu antara orang Cina dan orang barat tidak boleh bergaul bebas, karena bangsa
Cina menganggap bangsa barat dengan perasaan hina dan curiga.
Pada abad pertengahan ke-17, ke kaisaran Ming ditaklukan
oleh Manchuria yang kemudian di kenal dengan dinasti Ch’ing. Pada masa dinasti
Ch’ing hubungn perdagangan dengan bangsa asing masih berlangsung dei pelabuhan
Canton. Seiring dengan meningkatnya perdagangan antara Bangsa Barat dengan Cina
akhirnya memunculkan ketidakpuasan yang akhirnya memenaskan hubungan
perdagangan tersebut. Pada akhir kekuasan Kaisar Kang His tahun 1720 menetapkan
system perdagangan baru cuntuk mengimbangi perdagangan bangsa barat, system itu
disebut system Cohong, yaitu suatu gabungan dari 13 saudagar terkemuka yang di
beri hak monopoli untuk semua perdagangan dengan negara Asing.
Usaha pemasukan Candu yang dilakukan Inggris karena
masyarakat Cina kurang berminat dengan barang – barang dari Eropa, maka neraca
pedagangan berpihak pada Cina sehingga keuntungan ada pada Cina dan tentu saja
uang perak mengalir ke Cina. Untuk menciptakn keseimbangan neraca persdagangan,
Inggris mencoba memasukan Candu yang dibawa dari India dengan harga murah dan
di jual Cina dengan harga mahal. Akibatnya pemakaian Candu di Cina semakin luas
dan lambat laun keuntungan perdagangan berpindah pada Inggris.
Bangsa Barat telah memunculkan masalah baru berkaitan dengan
Candu, candu bukanlah tanaman asli Cina tetapi sejak abad ke-13 candu di
masukan ke Cina digunakn sebagai obat yang di sebut “Fu-Shao-Kao” yang berarti
obat kebahagiaan dan panjang umur. Tiga abad kemudian setelah bangsa portugis
batang Candu mulai dihisap untuk kesenangan, semula yang mengonsumsi candu
hanyalah orang kaya dan pemuda yang rusak moralnya. Namun sejak East India
Company Inggris memasukan candu dari india dalam jumlah besar maka pemakai
candu semakin banyak dan berakibat melemahkan kekuatan ekonomi Cina, Karena
candu di beli dengan uang perak sehingga uang perak mengalir keluar Cina.
Pada tahun 1789 Kaisar Chieng Lung melarang penghisapan
candu, namun larangan ini tidak dihiraukan oleh pemakai candau. Dalam
penafsiran pada tahun 1816 di Cina telah di perdagangan candu sebenyak 3210
peti candu dan pada tahun 1830 diperkirakan meningkat enam kali lipat. Tahun
1831 terdapat peraturan pemberian hukuman 100 kali cambuk dan 3 bulan penjara
bagi pemakai candu, namun hal ini tidak meredakan penghisapan dan perdagangan
candu. Gubernur dari propinsi Jiang bernama Lin Tze Hsu yang berusaha keras
dalam pemberantasan candu menarik perhatian Kaisar sehingga Lin diangkat
sebagai komisioner kerajaan pada tahun 1839 untuk menumpas pemakaian candu.
Sistem Cohong yang diterapkan pemerintahan Ch’ing sejak 1720
dianggap memberatkan pedagang asing, karena pedagang asing tidak boleh
berhubungan langsung dengan pedagang Cina, tetapi harus memlalui cohong yang
mempunyai hak monopoli dagang. Disamping itu pedagang asing dalam melakukan
perdagangan harus melalui Kantor dagang Portugal dan kantor dagng Inggris,
dengan kata lain dinasti Ch’ing formalnya tidak berhubungan dengan pedagang
asing. Dengan hak monopoli tersebut Cohong dengan mudah dapat mempermainkan
Kantor dagang Portugis dan kantor dagang Inggris dalam jual beli dengan Cina,
dengan demikian cohong sudah terbiasa mengambil pungutan biaya disampingpajakj
rfesmi dan pungutan liar itu lama kewlamaan menjadi pemerasan yang oleh pihak
asing disebut squeeze. Karena pemerasan tersebut sangat memberatkan para
pedagang asing maka mereka melakukan penyelndupan, barang dagangan terutama
yang di nselendupkan adalah candu. banyaknya korupsi di kalangan para pejabat
merajalela, maka penyelundupoan semakin meningkat dan Inggris meruoakan penyelundupan
candu paling besar.
D. Kekuasaan Inggris Atas
Wilayah Hongkong
Usaha untuk menumpaskan perdagangan candu di Canton dengan mengangkat
seorang komisioner kerajaan yang bernama Lin Tze Hsuy. Pemerintah Ch’ing mulai
bertindak keras terhadap perdagangan candu. Pada tanggal 10 Maret 1839 Lin Tze
Hsu tiba di Canbton, kemudian memerintahkan kepada pedagang-pedagang asing
untuk menyerahkan candu mereka, namun hal inmi ditolak pedagang-pedagang
Inggris sehingga Lin mengambil tindakan derngan menutup factory mereka,
melarang kuoli0kuli cinas bekerja pada pedagang Inggris danm memujtuskan
pengirimsan makanan ke kapal Inggris. Dengan adanya ancaman kelaparamn,
akhirnya pada tanggal 4 Mei 1869 pedagang Inggrius menyerahkan candu yanga ada
poada mereka. Jumlah candu di taksir 20.291 peti dengan isi 2 juta kati dfengan
hnarga 9 juta dollar, candu nitu kemudian dimusnahkan di laut.
Selanjutnya Lin meminta kepada pedagang untuk menandatangani
surat yang menyatakan tidak lagi menjual candu, Lin juga meminta kepada kaisar
bahwa untuk memberikan hukuman mati kepada penjual, yang masih memperdagangkan
candu. Keputusan tersebut menimbulkan ketegangan hubungan antara Cina dengan
Inggris. Dalam keadaan ini terjadi perkelahian antara beberapa orang Cina. Atas
kejadian ini Lin meminta kepada superintenden Inggris, Eliot dengan mengirimkan
armada perang ke pelabuhan Canton, perang antara Inggris dengan Cina kemuidian
dikenal dengan perang Candu Pertama tahun 1839-1842. Perang yang dilancarkan
oleh Inggris berakhir dengan hancurnya kubu perthanan Cina di Canton dan
penandatanganan perjanjian Nanking 1842. Dalam perjanjian Nanking 1842 Cina
dipaksa menyerahkan Hongkong kepada Inggris tanpa batas waktu, membuka kembali
Canton dan perdagangan candu, membayar ganti rugi perang sebesar 21 juta dollar
dan membuka 4 pelabuhan bagi pedagang asing, yakni Amoy, Foochow, Ningpo, dan
Shanghai yang bersifat exkstrateritorial.
Perjanjian Nangking yang disetujui Cina merupakan pintu
masuknya imperialism ke Cina. Perdagangan bangsa asing meningkat pesat setelah
perang candu karena dibukanya pelabuhan-pelabuhan traktat (extrateriterioal)
yakni hokum yang digunakan adalah hokum Negara mereka masing-masing, sehingga
pengaruh bangsa Eropa terus meningkat.
Bagi Cina kekalahan perang candu telah menurunkan derajat
kekaisaran Cina yang menganggap negeri mereka sebagai pusat peradaban dunia dan
telah menganggap orang-orang Barat yang datang ke Cinas sebagai boring barbar.
Cina yang mencemooh orang-orang Barat dan terlalu taat pada tradisi agunbg
terrnyata tidak membawa hasil, justru Cina terpuruk di mata dunia
internasional. Perang candu awal dari serangkaian kekalahan nasional hingga tahun
1945.
Dalam kemenangan perang Candu berarti Inggris telah memulai
imperialisme di Cina dengan menduduki Hongkong. Hongkong oleh Inggris dijadikan
pangkalan militer dan pelabuhan perdagangan. Hongkong merupakan tempat yang
strategis karena terletak di muara sungai Yang Tze yang merupakan pintu utama
masuk ke Cina.
Akibat kekalahan dalam perang candu menjadikan rakyat Cina
tidak percaya lagi pada Dinasti Ch’ing, Sehingga pada tahun 1850 timbullah
pemberontakan Tai P’ing. Pemberontakan ini di pimpin oleh Hang Hsiu-Ch’uan
orang Cina yang beragama Kristen. Pada mulanya bangsa barat bersikap netral
terhadap pemberontakan Tai P’ing, karena mereka berharap akan mendapatkan
keuntungan dalam perdagangan. Dalam sikap netral bangsa barat, pemberontak
hampir saja berhasil, namun diakhir perjuangan pemberontakan Tai P’ing bangsa
barat mengambil kesimpulan bahwa fanatisme pemberontak Tai P’ing akan lebih
sulit dihadapi dari pada pejabat perintah yang korup, maka mereka pun membantu
untuk menumpas para pemberontak. perang berakhir dengan melemahnya pemerintahan
Ch’ing, hancurnya gerakan petani, dam semakin kuatnya kedudukan orang – orang
Barat. sedangkan gerakan Taiping baru dapat dihancurkan pada tahun 1864.
Pada tahun 1856 dinasti Ch’ing harus berurusan kembali dengan bangsa Inggris berkaitan
dengan penggeledahan candu di kapalArraw yang berbendera Inggris tetapi milik
orang Cina yang dianggap pemerintah Ch’ingsebagai pembajak dan memnurunkan
bendera Inggris. Konsul Inggris Harry Parkes meminta kepda Gibernur Yeh di Canton
untukl mlelepaskan awak kapal ytang ditangkap dan meminta maaf atas penurunan
bendera Inggris. Permintaan maaf Inggris ditolak oleh Yeh, setelah terjadi
ketegangan Ingrris mengumumkan perang dengan Cina. Pada asaat itu Pernacis juga
sedang berselisih dengan Cina akibat terbunuhnya seorang putrid di Kwangsi
sewhingga Perancis ikut berperang bersama-sama Inggris me;lawan Cina, perang
Inggris dan Perancis melawan Cina kemudian dikenal dengan perang Candu Kedua
(1856 – 1858). Ditempat yang lain Cina juga harus menghadapi pemberontakan Tai
ping.
Perang Candu Kedua berakhir dengan kekalahan di pihak Cina,
Canton dikuasai oleh Inggris dan Perancis yang kemudian Cina di paksa
menandatangani perjanjian Tienstin tahun 1858 yang isinya :
1)
membuka lagi sepuyluh kota pelabuhan untuk perdagangan,
2)
920 Barang import dibebasskan dan pajak Li Kim,
3)
930 Orang asing asing bvoleh melakuikan perjalanan ke
pedalaman Cina dan berniagha,
4)
Kemerdekjaan poenyebaran agama Kristen,
5)
Kapal pedagangf asing boleh masuk ke sungai Yang Tse,
6)
Cina mengganti kerugian perang.
Ketegangan
muncul kembali berkaitan dengan perjanjian Tienstin sehingga perang kembali
berlanjut, Inggris dipimpin Lord Elgin dan Perancis dipimpin Baro Gros. Dalam
perang mereka membakar istana Musim Dingin yang merupakan pusat kesenian
sehingga Cina mengalami kerugian besar, Kaisar Hsien Feng lari dari istana
sehingga kemenangan kembali berpiuhak pada Inggris dan Perancis. Dengan kekalahan
ini Cina harus menandatangani persetujuan Peking pada tahun 1860 yang berisi :
Cina harus melaksanakan perjanjian Tienstin, membayar ganti rugi perang yang
lebih besar, membuka Tienstin dan Peking, kepada Inggris diserahkan semenanjung
Kowloon di seberang pulau Hongkong dan kepada Perancis diberi hak bagi orang
Prerancis untuk menyewa tanah dan tinggal di pedalaman. Dengan persetujuan
Peking tahun 1860 Inggris kembali mendapatkan daerah jajahan dan menancapkan
imperialism nya (Nio Joe Lan, 1952).
Selain dengan Inggris yang melakukan perjanjian-perjanjian
tidak seimbang Cina juga harus menghadapi Negara-negara Barat lainnya sehingga
Cina banyak mengalami kerugian dan dinasti Manchu semakin menguram. Hal ini
menyakitkan kembali menimpa Cina ketika Jepang ikut menusik kekaisaran yang
besar itu yang kembali menimpa Cina ketika Jepang ikut mengusik kekaisaran
yang besar itu yang dulu pernah jadi gurunya dalam bidang kebudayaan dan
pendidikan. Jepang telah muncul menjadi Negara maju karena berhasil melakukan
gerak cepat dalam meniru teknologi Barat hanya dalam jangka waktu seperampat
abad. jepang mulai mengusik Cina melalui Korea dan puncaknya adalah Cina –
Jepang tahun 1894 (Walter S. Jones, 1992).
Perang Cina – Jepang pertama dimenangkan oleh Jepang dan
Cina harus menandatangani perjanjian Simonoseki tanggal 17 April 1895 yang pada
pokoknya menetapkan :
a.
Korea diakui sebagai
Negara merdeka
b.
Pulau Taiwan dan Pascadores menjadi milik Jepang.
c.
Semenanjung Liaotung menjadi milik Jepang.
d.
Membayar ganti rugi perang 200 juta Tael.
e.
Empat buah kota
pelabuhan dibuka untuk perdagangan dengan Jepang.
Perang Cina –Jepang tidak hanya menimbulkan reaksi bagi
rakyat cina tetapi juga terhadap bangsa Barat yang berkepentingan di Cina.
Salah satunya adlah mengenai semenanjung Liaotung yang menjadi lapangan
pengaruh bagi Rusia, Jerman, dan perancis yang menentang pengambilalihan
semenannjung Liaotung oleh Jepang. Karena adanya tekanan dari Rusia, Jerman,
dan Perancis maka Jepang melepaskan semenanjung Liaotung dan dig anti dengan
tambahan ganti rugi perang 300 juta Tael.
Untuk mengganti rugi perang kepada Jepang, Cina banyak
mendapatkan pinjaman dari Rusia dan atas jasanya mengembalikan semenanajung
Liaotung maka Rusia mendapatkan konsensi untuk membangun jalan kereta api Rusia
di wilayah Cina dan hak guna Pakai pelabuhan Dai Rend dan Shan Dong jangka
waktu 25 tahun. Jerman pada tahun 1897 juga mendapatkan konsensi hak guna pakai
pelabuhan Qing Tao berkaitan dengan meninggalnya dua padri Jerman di Shan Dong.
Tahun 1989 Inggris tidak mau ketinggalan dengan pembagian rejeki ini menuntut
hak guna pemakaian pelabuhan Wie Hai Wei dengan jangka waktu 25 tahun dan hak
guna pakai wilayah di utara jazirah Kowloon di seberang pulau Hongkong selama
99 tahun yang kemudian disebut New Teritories.
Dengan mendapatkan daerah baru berarti impoerialisme Inggris
di Cina meliputi Hongkong, Kowloon, New Teritories dan 230 pulau disekitarnya
yang kesemuanya membentuk kepulauan Hongkong.
E. Perkembangan Hongkong di
bawah Kekuasaan Inggris
Pada pertengahan abad ke- 19 merupakan puncak kemakmuran dan
kemegahan bagi Inggris. Sebagai Negara industri dan Negara penjajah terbesar di
dunia pada saat itu, Inggris menduduki tempat teristimewa dalam percaturan
poloitik ekonomi internasional.
Sebagai imperialism modern Inggris memerluykan pangkalan
militer di Asia untuk me;lindungi perdagangannya, wilayah Hongkjomg yang dapat
dari Cina tahun 1842 merupakan tempat yang cocok untuk membangun pangkalan
miloiter Inggris. Menurut superintenden Elliot menyatakan bahwa Hongkong
mempunyai potensi sebagai pangkalan militer dengan pantai berkelok-kelok
sebagai perlindungan sempurna bagi kapal-kapal Inggris, letak Hongkong juga
sangat strategis karena berada di dekat sungai Yang Tze yang merupakan pintu
utama masuk ke Cina.
Di bawah Inggris, Hongkong dikepalai oleh seorang Gubernur
yang dittunjuk langsung oleh ratu Inggris, Gubernur pertama yang ditunjuk oleh
ratu Inggris adalah Henry Pottinger. Ibukota Hongkong terletak di kota Victoria
dan status Hongkong sebagai koloni Inggris.
Kebijakan yang diberikan oleh pemerintah Inggris telah
mendukung perkembangan ekonomi Hongkong. Sistem yang ditandai oleh hak milik
perseorangan, produksi barang-barang untuk memperoleh keuntungan dan
pembentukan bank kredit, serta menonjolkan kebebasan perusahan ekonomis
perseorangan yang diterapkan di Inggris juga ditetapkan di Hongkong.
Sebelum menjadi koloni Inggris pulau Hongkong merupakan
kumpulan desa nelayan dan petani. Karena penduduknya jarang, teluk-teluk dan
pulau-pulau kecil sepanjang pantainya menjadi sarang bajak laut pantai Cina
Selatan. Hongkong sudah di huni sejak jaman prasejarah, penduduk lainnya
merupakan imigran dari Cina pada saat dinasti Sungdan dinasti Ming. Hongkong
pada masa dinasti Ming menjadi tempat pengekapan dupa disebut sebagai Bandar
yang harum.
Hongkong di bawah Inggris menjadi daya tarik dari
orang0orang Cina, sehiingga banyak orang0orang Cina yang berimigrasi ke
Hongkong untuk mencari pekerjaan, karena Hongkong telah dijadikan Inggris
sebagai pelabuhan perdagangan dan industri.
Pada tahun 1860 Inggris mendapatkan wilayah tambahan sebagai koloni,
yaitu semenanjung Kwoloon, dan New Teritories beserta 230 pulau didapat pada
tahun 1898 dengan masa sewa 99 tahun.
Kolonialisme Inggris di Hongkong bersifat realis, dimana
orang Cina dilarang tinggal di puncak perbukitan Victoria yang berpemandangan
indah. Pada tahun 1846 Inggris membuka club di puncak Victoria yang
mengakibatkan benturan dengan penduduk lokal, ditambah lagi dengan perlakuan
polisi yang membedakan antara orang Inggris dan orang Cina. Ditandatanganinya
kontrak sewa tahun 1898 tidak menghentikan ketegangan antara orangCina dan
Inggris, perlawanan-perlawanan kecil masih terus berlangsung akibat perbedaan ras.
Penutupan Peak Victoria vila mewah untuk orang – orang Inggris dilakukan oleh
penduduk lokal merupakan salah satu pemicu konflik penduduk desa tidak segan-segan
untk mengangkat senjata. Pada tahun 1925 terjadi pemogokan akibat perbedaan ras
dan kondisi buruk bagi pekerja, keadaan kian memanas karena ribuan pekerja
meninggalkan pabrik dan kembali ke Cina. Namun perkembangan pelabuhan dan
industry di Hongkong tetap menjadi tempat yang menarik bagi imigran – imigran
Cina untuk mencari pekerjaan di Hongkong.
Kedatangan imigran Cina telah mendukung kemajuan Hongkong
sebagai pelabuhan perdagangan dan industry, dan pembangunan selama satu abad
sejak tahun 1842 bagaikan tak berbekas ketika imperialis jepang menguasai
Hongkongtahun 1941. Hanya dalam waktu dua minggu Hongkong, Canton, dan Beijing
takluk pada Jepang, Ekonomi Hongkong yang sudah kuat ambruk dalam sekejab.
Pada tahun 1945 Jepang kalah dalm perang dunia II, Hongkong
kembali nmenjadi koloni Inggris setelah Franklin Gimson pejabat kolonial
Inggris menerima kekalahan Jepang, setelah kembali menjadi koloni Inggris,
Hongkong kembali diserbu kaum imigran dari Cina dan menanggung peningkatan
populsi.
Emigran Cina yang berdatangan ke Hongkong meningkat pesat
sesuai perang dunia II, mereka mencoba masuk ke Hongkong baik secara legal
maupun illegal, dan kebanyakan secara illegal. Mereka datng untuk mencari
pekerjaan karena di Cina sudah tidak punya harapan. Polisi Hongkong, Tentara
Inggris, dan Tentara Paembebasan Rakyat terbukti tidak mampu mengatasi masuknya
imigran – imigran gelap ke Hongkong.
Perkembangan Ekonomi Hongkong tidak lepas dari kebijakn yang
diterapkan oleh Inggris sebagai Negara Induknya, pendekatan laisses fiare (
biarkan rakyat bertindak sendiri ) telah menjadikan Hongkong sebagai kota
pelabuhan yang maju.
Kedatangan para imigran dari Cina semula dapat ditampung
sebagai pekerja di pabrik dan pelabuhan, namun pada tahun 1950-an pengangguran
menjadi masalah untuk pertama kalinya. Pengangguran para imigran dikarenakan
banyaknya para imigran gelap masuk ke Hongkong berkaitan dengan kemenangan
partai komunis Cina pada tahun 1949 dan adanya penurunan ekonomi dunia.
Dengan adanya wilayah yang strategis Hongkong bangkit untuk
memperbaiki perekonomian yang telah dihancurkan Jepang pada tahun 1941 dan
untuk mengatasi pengangguran pada tahun 1950-an. perkembangan perekonomian
Hongkong didukung oleh letak Hongkong yang berada didaerah selatan Cina,
kemajuan Asia Tenggara, sistem kapitalis yang diterapkan tidak dikekang oleh
aturan – aturan, pelabuhan yang dalm dan strategis, kedislipinan yang tinggi,
dan sistem hukum Inggris menjujung tinggi hak usaha. Dengan kondisi yang
mendukung Hongkong, sehingga Hongkong menjadi wil;ayah yang tercepat
pertumbuhan ekonominya selam 30 tahun terakhir.
Perjalanan Hongkong berada dibawah Inggris tidak lepas
dari konflik yang muncul dalam kehidupan masyarakat Hongkong. Pada bulan April
1966 teerjadi pemberontakan anti kolonial setelah penduduk lokal Cina bentrok
dengan polisi tentang kenaikan harga karcis di pelabuhanStar Fery dan pada
bulan Desember 1966 adanya revolusi kebudayaan Cina mengilhami kerusuhan baru
di Hongkong, tempaat pasukan Pengawal Merah melambai – baikan Buku Merah Kecil
Mao di wajah polisi Inggris. Dalam kerusuhan ini 50 orang tewas dan ratusan
orang lainnya cidera dan ditangkap aparat kepolisian.
Penyebaran Revolusi Kebudayaan pada tahun 1966 sampai
1968 yang menimbulkan kerusuhan di Hongkong telah memakan korban jiwa.
Kerusuhan di Hongkong sebetulnya terjadi antara orang – orang Cina perantauan,
dalam Revolusi kebudayaan yang menyebut orang Cina di Hongkong dan Macao bukn
sebagai huaqio ( warga negara Cina ) bukan sebagai tongbao ( teman sebangsa ).
Huaqio apabila kembali ke Cina akan mendapatkan keistemewaan, sedang tongbao
tidak mendapatkan kistemewaan. Penyabaran pengaruh Revolusi Kebudayaan
dilakukan oleh orang – orang Cina di Hongkong yang pro komunis terhadap orang –
orang Cinayang anti komunis dan tidak menerima Revolusi Kebudayaan. Untuk
menghentikan kerusuhan, polisi dan tentara Inggris melakukan penangkapan dan
penindasan terhadap para pelaku kerusuhan, yang pada dasarnya berhubungan
dengan kekacauan di Cina namun dapat di redakan oleh kolonialisme Inggris.
Perkembangn Hongkong di bawah Inggris yang di kepalai
oleh seorang Gubernur menjadi salah satu Negara Industri Maju (NIC). Gubernur
Hongkong dalam menjalankan tugasnya di bantu oleh Legeslature Caoncil (dewan
legislatif) yang langsung di tujuk oleh Gubernur. Tata Hukum Hongkong sama
seperti tata hukum Inggris, bagi pengacara dan hakim dalm menjalankan tugas
harus memakai wig. Dalam bidang ekonomi pemerintah Inggris memberi kebijakan
lissez faire, sehingga Hongkong menjadi pusat bisnis. Walaupun perkembangan
Honkong yang utama di bidang ekonomi, namun dalam bidang politik juga mengalami
perkembangan yang di tandai dengan pelaksanaan pemilu yang dilaksanakan
pertamakali pada tahun 1991 dan pemilu kedua pada tahun 1995. Partai Demokrasi
merupakan partai yang terbesar di Hongkong, Partai Demokrasisering memberi
bantuan orang Cina yang keluar akibat masalah politik, seperti pada saat
terjadi tragedi Tianamen pada tahun 1989. Sebagai Partai Demokrasi tentu saja
menjujung hak asasi manusia dan berharap komunisme Cina tidak akan mengganggu
demokrasi Hongkong.
Bangsa Inggris sangat bangga dengan perkembangan dan kemajuan
Hongkong walaupun pada tahun 1997 Hongkong kembali ke Cina. Selain kebijakan
yang diterapkan di Hongkong dan letak yang strategis, dukungan kemajuan
Hongkong juga berasal dari jasa para pejabat Inngris di Hongkong dan ketekunan
serta kerja keras rakyat Hongkong.
Kedatangan para imigran dan triad dari Cina pada awal
kekuasaan Inggris dan setelah perang dunia kedua juga turut membantu
pertumbuhan Hongkong, karena mereka telah menjadi pekerja pabrik maupun
pedagang. Kemajuan Hongkong dapat dilihat dari pendapat yang diterima oeh
Hongkong pada tahun 1996. Ekspor Hongkong mencapai 189,6 miliar dolar AS dan
impor 198 miliar dolar AS. Cina, Amerika Serikat, dan Jepang merupakan mitra
dagang terbesar Hongkong. Hongkong menjadi salah satu pusat keuangan terbesar,
karena menjadi pusat 182 bank bertaraf Internasional.
Kemajuan bisnis di Hongkong juga di dukung oleh luwesnya
penanamam modal, pajak yang rendah, peraturan yang baik, dan pekerja terampil
dan murah mudah diperoleh.
Dengan luas wilayah 1.044.6 km2 Hongkong pada
tahun 1997 dihuni sekitar 6,3 juta orang. Hampir 60 persen penduduk sekarang
lahir di Hongkong, sisanya imigran dari Cina dan warga non Cina berasal dari
Filipina, Amerika, Inggris, Kanada, Indonesia, Thailand, Australia, India, dan
Malaysia.
Inggris telah membuat sejarah baru berkaitan dengan kemajuan
koloninya, suatu pemerintahan colonial berakhir dengan meninggalkan kemakmuran
dan kekayaan rakyat terjajah. Hongkong diserahkan kembali kepada Cina pada
tanggal 1 juli 1997, karena masa sewanya telah habis.
F.
Upaya RRC dalam Pengembalian Hongkong
Usaha kebangkitan nasional pertama bagi Cina adalah
pemberontakan Boxer pada tahun 1900 yang merupakan akibat dari beberapa masalah
seperti kekalahan Cina dalam perang melawan Jepang tahun 1894, meluasnya perdagangan
barat, pertumbuhan agama Kristen. Pemberontakan Boxer ditujukan kepada bangsa
asing yang ada di Cina sebagai usaha untuk keluar dari imperialaisme dan untuk
mempertahankan kemerdekaan nasional, sedang bangsa barat yang mengadakan
perlawanan berusaha untuk mempertahankan hak – hak perdagangan bebas dan
melindungi warga Negara mereka. Kemenangan berpihak kepada para pedagang barat
sehingga harus rela menjadi lapangan pengaruh bagi bangsa barat dan Cina
menjadi Negara setengah imperialisme.
Pada tahun 1911 terjadi Revolusi yang pertama di Cina dimana
terjadi pergantian kekuasaan dari kerajaan menjadi republik dan merupakan akhir
dari kerajaan Manchu. Kaisar menyerahkan kekuasaan pada tanggal 12 februari
1912 kepada rakyat Cina yang diwakili oleh kaum nasionalis. Setelah Perang
Dunai pertama sitem komunis masuk ke Cina yang diakibatkan dari anti
imperialis. Ajaran Marxisme – Leninisme menjadi suatu gagasan untuk menuju
kehidupan politik yang baru. Komunisme bukan merupakan kekuatan yang dominan di
Cina, karena sbelumnya sudah terdapat kekuatan Nasionalis yang telah
menggerakan revolusi pertama. Nasionalisme dan komunisme merupakan masalah dalm
negeri Cina, sedang masalah luar negeri keduanya harus menghadapi bangsa narat
dan Jepang.
Perang Cina – Jepang II tahun 1939 tidak hanya menguasai
kota – kota penting Cina tetapi juga merebut Hongkong dari Inggris, pada
tanggal 25 Desember 1941 Hongkong menyerah pada Jepang.
Dalam konferensi Kairo 1943 dibahas siapa yang berhak atas
Hogkong, Presiden Amerika Serikat Roosevelt secara pribadi menawari Chiang Kai
Shek atas teritorial Hongkong bila mau bergabung Mao Tze Tung melawan Jepang.
Sedang pajabat kolonial Inggris Franklin Gimson menuntut warganya agar tidak
mau disingkirkan begitu saja, ketika perang dunia II tahun1945 berakhir Gimson
mewakili Ratu menerima kekalahan Jepang, dengan begitu Hongkong jatuh kembali
ketangan Inggris.
Dengan berakhirnya perang dunia II, Cina kembali disibukan
oleh masalah dalm negeri berkaitan dengan keberadaan dua kekuatan di Cina yaitu
Nasionalis dan Komunis, ketegangan keduanya berlanjut dengan terjadinya perang
saudara antara tahun 1945 – 1949. Perang berakhir dengan kekalahan dipihak
nasionalis yang kemudian menyingkir ke Taiwan, sedang komunis memproklamasikan
Republik Rakyat Cina tanggal 1 Oktober 1949.
Dengan kemenangan komunis Cina pada tahun 1949, pengendalian
dunia luar terhadap kedaulatan Cina dapat dikatakan berakhir. Pertahan wilayah
nasional dan nilai – nilai nasional jelas merupakan perhatian yang utama Negara
manapun, selama suatu Negara merusak integritas wilayahnya terancam maka usaha
untuk mempertahankan menjadi lebih besar. Sejak tahun 1949 Cina merasa selalu
dirinya terancam oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet dimana sejak munculnya
rasa nasionalisme Cina kedua Negara tersebut sangat berpengaruh terhadap
politik Cina.
Tema pokok dari revolusi Cina pada tahun 1949 ada tiga yaitu
:
1)
Kemerdekaan dan penyatuan bangsa
2)
Pembangunan ekonomi dan sosial.
3)
Integritas masyarakat dan Negara
Usaha untuk menciptakan kemerdekaan dan penyatuan bangsa
yaitu dengan mempertahankan kekuasaan pusat atas apa yang dipandang sebagai
wilayah nasional. Pada tahun 1950-an Cina berhasil menyatukan Cina daratan yang
terpisah akibat imperialisme Barat, dan selanjutnya Cina harus menyatukan
kembali wilayah Hongkong, Macao, dan Taiwan.
Bila di hitung jangka waktu 99 tahun sejak disewanya New
Teritoriestahun 1898 oleh Inggris maka Hongkong kembali pada tahun 1997, pada
tahun 1982 Perdana Menteri Inggris Margareth Theacher berkunjung ke Cina untuk menbicarakan
masalah Hongkong namun belum mendapat kesepakatan antara kedua belah pihak.
Selama dua tahun isu pengembalian Hongkong semakin menarik perhatian, terutama
bagi warga Hongkong.
Pengembalian Hongkong dan Taiwan dalam kedudukan Cina
merupakan usaha RRC untuk membangun kembali Cina Raya, dimana Cina mulai
bangkit sejak tahun 1949 dan sejak di akuinya kedaulatan RRC oleh Negara –
Negara Barat. Hongkong dan Taiwan memiliki kesamaan yakni menjadi wilayah yang
strategis dalam perdagangan internasional sehingga Cina perlu untuk menyatukan
kembali kedua wilayah itu baik dalam politik maupun ekonomi. Dalm bidang
politik Hongkong merupakan awal dari penghinaan terhadap kekaisaran Cina pada
tahun 1942dan pernyataan kembali Hongkong merupakan usaha untuk mengakhiri
penghinaan selama 155 tahun, dalam bidang ekonomi Hongkong merupakan kota
perdagangan nomor tiga di dunia setelah New York dan London. Dalam bidang
politik, Taiwan merupakan wilayah yang sah dari Cina yang memisahkan diri
karena perbedaan pandangan dalam politik, Taiwan juga merupakan hambatan bagi
hubungan Cina dengan Amerika Serikat, dalam bidang ekonomi Taiwan juga
merupakan kota perdagangan yang besar di kawasan Asia. Dengan penyatuan kembali
Hongkong dan Taiwan maka Cina akan lebih mudah menjadi kekuatan besar di Asia
Pasifik.
Taiwan merupakan wilayah yang paling sulit untuk disatukan
kembai dengan Cina karena konflik Taiwan berbeda dengan Hongkong. Taiwan
merupakan wilayah yang di kuasai oleh kelompok Nasionalis yang pernah memimpin
Cina sebelum tahun 1949 dan tetap menyerukan bahwa Koumintang adalah pemerintah
Nasional Cina yang sah. Sedangkan bagi RRC merasa bahwa Taiwan secara hukum
adalah wilayahnya.
Secara historis, Inggris tidak mempunyai kewajiban untuk
menyerahkan Hongkong pada Cina, sebab Hongkong terdira dari tiga bagian. Bagian
pertama, pulau Hongkong yang diserahkan pemerintah Manchu berdasarkan
Perjanjiann Nanking tahun 1842 tanpa batas waktu, akibat kekalahan Cina dalam
Perang Candhu. Kedua, semenanjung Kowloon diserahkan pada Inggris berdasarkan
perjanjian Beijing pada tahun 1860 tanpa batas waktu. Ketiga, New Tetories
didapatkan Inggris ketika negara – negara barat saling berebut konsensi dan
Inggris memaksa pemerintah Ch’ing untuk menyewakan wilayah disebelah utara
Semenanjung Kowloon untuk jangka waktu 99 tahun yang kemudian diberi nama New
Teritories, karena merasa tidak mempuyai kewajiban untuk mengembalikan Hongkong
dan Kowloon, Inggris pada tahun 1982 meminta perpanjangan sewa namun ditolak oleh Cina. Selain menolak perpanjangan
sewa, Cina juga menggugat warisan lama kolonial dengan mengatakan, penyerahan
ketiga wilayah itu kepada Inggris tak lain akibat serangkaian perjanjian tak
adil yang dipaksakan terhadap Cina sejak kekalahannya dalam perang Candu.
Dengan habisnya Sewa New Teritories pada tahun 1997, maka
Hongkong dan Kowloon harus kembali juga kedalam kedaulatan Cina. Turut
kembalinya Hongkong dan Kowloon, berkaitan dengan penyediaan air dan pemasokan
makanan kedua daerah itu tergantung pada New Teritories dan dari Cina. Bila
Hongkong dan Kowloon memaksa untuk tidak kembali ke Cina, dan Cina menghentikan
pemasokan air dan makanan maka Hongkong dan Kowloon akan lumpuh total, bagi
Inggris tidak ada alternative lain, kecuali menyerahkan ketiga wilayah tersebut
kepada Cina.
Selain meminta perpanjangan waktu sewa New Teritories yang
kemudian di tolak oleh Cina, dalam perundingan Inggris juga mengusulkan
Hongkong menjadi menjadi pelabuhan internasional yang bebas seperti sebuah
negara yang berdaulat, usulan ini juga di tolak Cina atas dasar fakta historis
bahwa Hongkong adalah wilayah Cina dan kedaulatan Cina atas Hongkong tidak bisa
di ganggu gugat.
Bagi warga Hongkong, isu pengembalian Hongkong pada tahun
1982 menimbulkan ketakutan akan sistem komunis di Cina, hal ini berkaitan dengan
pelaksanaan pemerintahan Hongkong dibawah Inggris yang memberikan kebebasan
bagi setiap individu di Hongkong berkisar pada 3 hal yaitu :
1)
Tamatnya sistem kapitalis Hongkong
2)
berubahnya pola penanganan urusan dalam
negeri dibawah Beijing
3)
Tidak adanya jaminan akan sikap RRC
setelah tahun 1997
Isu pengembalian Hongkong ke Cina juga menjadi isu
intenasional yang dibicarakan banyak kalangan, hal ini berkaitan dengan
keberadaan Cina dan Hongkong yang merupakan wilayah yang ada di kawasan Asia –
Pasifik yang tumbuh dengan pesat. Hongkong misalnya dikelompokan sebagai salah
satu Negara Asia Bersama Taiwan, Singapura, dan Korea. Sementara Cina dalam
beberapa dasa warsa terhakir bangkit sebagai kekuatan ekonomi setelah Deng
Xiaoping mengambil kebijakan pintu terbuka bagi dunia luar yang akan menanam
modal di Cina.
Perundingan pengembalian Hongkong kembali dilakukan oleh
Inggris dan Cina tahun 1984. Maka disetujui dalam Deklarasi Beijing 26
September 1984 bahwa pengembalian Hongkong pada tanggal 1 juli 1997 dengan
menerapkan One Country Ywo System ( Satu Negara Dua Sistem ), dimana Cina akan
membiarkan sistem kapitalis di Hongkong setidaknya 50 tahun setelah tahun 1997.
Selaian menerapkan satu negara dua sistem, Cina juga
menempatkan posisi Hongkong dibawah Cina sebagai Special Administrative Region
dajn Cina tetap menghormati prinsip demokrasi warga Hongkong. Dalam perundingan
Inggris-Cina tahun 1984 juga diputuskan adanya Basic Law ( Hukum Dasar ) yang
berfungsi sebagai konstitusi mini untuk Hongkong.
Dalam penyelesaian masalah Homgkong terdapat dua dokumen
yang sangat menentukan apakah kedua gagasan itu dapat direalisasikan, kedua
dokumen itu adalah Deklarasi Bersama Cina dan Inggris tahun 1984 dan Basic Law.
Deklarasi Bersama Cina – Inggris adalah sebuah konvensi diplomatik yang dicapai
kedua pemerintah melalui negoisasi diplomatik untuk menyelesaikan masalah
Hongkong sebagai persoalan yang tersisa dari sejarah. Sedangkan Basic Law
merupakan dokumen legal RRC yang diputuskan sesuai dengan konstitusi negara
Cina. Basic Law dalam bentuk hokum mewakili pemulihan kedaulatan Cina atas
Hongkong dan administrasinya setelah 1997 sesuai dengan kebijakan “ satu negara
dua sistem “.
Alih kekuasaan yang akan berlangsung 13 tahun lagi sejak
tahun 1984 terus menimbulkan kekhawatiran bagi warga Hongkong sekalipun dalam
Deklarasi Bersama telah putuskan bahwa RRC akan membiarkan warga Hongkong
menikmati kehidupan sebagaimana Hongkong dibawah Inggris. Kekhawatiran
ditunjukan pada serentetan pertanyaan dasar yang berkaitan satu sama lain.
Janji yang diberikan RRC untuk mempertahankan suatu status
istemewa bagi Hongkong seperti waktu berada dibawah Inggris sampai abad dua
puluh satu, mungkin masih dipercaya oleh orang Cina di Hongkong. Tetapi janji
Cina tidak dapat dipercaya begitu saja karena kebijakan – kebijakan politik
Cina dapat berubah secara tiba – tiba, hal inilah yang menjadi bagian keresahan
warga Hongkong.
Pada politik di Hongkong tidak terlalu dipikirkan oleh warga
Hongkong karena pada dasarnya teritori ini adalah pusat bisnis. Permainan
politik yang cukup berarti baru terasa setelah peristiwa Tianamen tahun 1989,
tragedi Tianamen merupakan pembantaian para demonstran mahasiswa yang menuntut
reformasi di Cina. Bagi Hongkong tragedi Tianamen kembali meninbulkan keresahan
berkaitan dengan akan kembalinya Hongkong ke Cina pada tahun 1997, dimana
Hongkong berpegang pada demokrasi dan tidak menyukai sistem komunisme Cina.
Menurut Basic Law, badan legislative RRC secara langsung
tidak bisa menetapkan undang – undang yang bisa berdampak terhadap masalah –
masalah khusus administrasi Hongkong. Basic Law memiliki kekuatan legislative
sendiri dan diberi kesempatan untuk mengatur Hongkong sendiri.
Berkaitan dengan kekuatan legislative dan kesempatan
mengatur sendiri Hongkong, maka pada tahun 1991, Hongkong menyelenggarakan
pemilu untuk pertama kali selama 155 tahun berada di bawah koloni Inggris,
sesuai dengan UU pokok Hongkong yang diresmikan tahun 1984. Dalam UU tahun 1984
disebutkan bahwa dari 60 kursi hanya 18 kursi yang diperebutkan, 21 kursi
dipilh oleh Gubernur Jendral Hongkong yang pada saat itu dijabat oleh Sir David
Wilson, dan 21 kursi dipilih dari kelompok fungsional : kelompok pendidik,
tokoh masyarakat, kalangan bisnis dan tokoh perbankan.
1)
Dalam pemilu pertama di Hongkong, terdapat dua kubu yang
berebut kursi yaitu: Partai Persatuan Demokrasi Hongkong, yang merupakan tempat
berhimpun golongan liberal yang terdiri dari golongan terpelajar dan
professional yang dua tahun lalu membela demonstran mahasiswa di Cina, partai
ini di pimpin oleh Martin Lee,
2)
Partai Federasi Demokrasi Liberal, yang berwarna konservatif
yang berpendirian pragmatis, yang terdiri dari kalangan bisnis dan professional
yang tidak keberatan Hongkong kembali ke RRC, partai ini di pimpin oleh Hu Fa
Kuan. Dalam pemilu ini dapat di lihat sebagai pemilu setengah hati karena dapat
di lihat dari kursi yang diperebutkan tidak lebih dari sepertiga, kemenangan
kaum liberal tidaklah berarti sehingga dapat dikatakan dalam pemilu ini hanya
lahir demokrasi setengah-setengah.
Jumlah kursi yang diperebutkan dalam pemilu tahun 1991 tidak
melebihi dari sepertiga dari jumlah kursi yang ada membuat Gubernur Wilson
meninjau kembali jumlah kursi yang diperebutkan dalam pemilu kedua tahun 1995,
namun hal inidianggap omong kosong Wilson sebab dalam perjanjian Inggris- RRC
tahun 1984 disebutkan secara gambling bahwa Cina punya hak untuk mengambil
keputusan sejak disahkan perjanjian tahun 1984 tersebut, tentunya RRC tidak
akan membiarkan kaum liberal mendominasi kursi parlemen di Hongkong.
Dalam menghadapi pemilihan umum Hongkong kedua, Cina
mendukung sepenuhnya Partai Federasi Demokrasi sebagai aliansi demokrasi agar
dapat memenangkan pemilu tahun 1995 di Hongkong. Organisasi pro-RRC telah
menyiapkan diri setengah tahun sebelumnya dan mendapat dukungan penuh dari Cina
baik tenaga maupun dana untuk kampanye. Anggota staf perwakilan Kantor Berita
Xinhua yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah Cina di Hongkong turut
aktif dalam mempopulerkan Aliansi Demokrasi. Namun dalam kenyataannya, Partai
Persatuan Demokrasi Hongkong ( PDH) dapat merebut mayoritas kursi di dewan
legislative. Beijing sangat kecewa dengan kemenangan kaum liberal karena sejak
tahun 1989, partai Demokrasi mendapat cap penghianat dari Beijing karena aktif
menggerakkan massa untuk memprotes penggunaan kekerasan yang dipakai Cina dalam
tragedi Tianamen tahun tahun 1989. Bagaimanapun juga pemilu ini telah
memberikan gambaran bahwa Cina harus mendengar suara rakyat Hongkong.
Selama berada dibawah pemerintah Inggris, Hongkong dipimpin
oleh seorang Gubernur yang langsung ditunjuk oleh Ratu Inggris. Untuk
menggantikan puncak pimpinan Hongkong setelah kembalinya Hongkong ke Cina, pada
tanggal 11 Desember 1996 Cina mengangkat Chief Executive sebagai pengganti
gubernur. Kepala Ekskutif yang diangkat adalah Tung Chee-hwa menggantikan
Gubernur Hongkong Chris Patte, Tung Chee-hwa akan mengawali tugasnya pada
tanggal 1 Juli 1997.
Terpilihnya Tung sebagai Chief Exxecutive tidak lepas dari
hubungan dekat dengan presiden RRC Jiang Zemin, dengan kedekatanTung dengan
RRC, maka Tung mampu mengungguli dua kandidat lain yaitu Yang Ti Liang yang
memiliki ide – ide baru dalam mengatasi masalah sosial, dan Peter Woo yang
memiliki ide untuk merombak sistem pendidikan di Hongkong, Tung berhasil
mendapatkan suara 202 dari 400 suara di Selection Committee, sedangkan Yang Ti
Liang mendapat 82 suara dan Peter mendapat 54 suara.
Tindakan RRC berkaitan dengan kembalinya Hongkong, maka pada
pertemuan Selection Committee yang beranggotakan 400 anggota di Shenzen setelah
menentukan Tung sebagai kepala eksekutif tanggal 11 Desember 1996, kemudian
pada tanggal 21 Desember 1996 komite ini berhasil membentuk Provisional
Legeslature ( Badan Legeslatif Sementara ). Provisional Legeslature ini
berfungsi sebagai lembaga legislatif Hongkong pasca 1 Juli 1997, sebagai
akibatnya Legeslatif Council yang merupakan lembaga legeslatif yang dipilih langsung
oleh warga Hongkong dalam pemilu tahun 1995 dibubarkan begitu saja. Pembentukan
badan legeslatif sementara ini menimbulkanprotes dari warga Hongkong, terutama
dari para aktivis Partai Demokrasi yang mengadakan demonstrasi. Para demonstran
menentang Provosional Legeslature yang dianggap sebagai krisis konstitusional,
terdapatnya dua dewan legeslatif dan matinya demokrasi di Hongkong.
Selain para aktifis Partai Demokrasi yang dikhawatirkan
dibentuknya Provosional Legeslature maka bagi para pegawai negeri hal ini juga
sangat ditakuti, karena selama berada dibawah pemerintahan Inggris pegawai
negeri lebih memilih sikap netral. Dengan terbentuknya Provosional Legeslature
mereka seba salah dalam bersikap, bila mereka tidak setuju terbentuknya dewan
legeslatif yang dibentuk oleh Cina mereka takut akan kehilangan pekerjaan
sebagai pegawai negeri, dan bila mereka setuju mereka merasa tidak enak dengan
para aktifis pro-demokrasi dan seluruh warga Hongkong. Melihat kegelisahan para
pegawai negeri ini Tung pada tanggal 28
Desember 1996 mengumumkan bahwa para pegawai negeri akan dibiarkan bersikap
netral, hal ini memberikan kelegaan bagi para pegawai negeri.
Langkah yang diambil Tung selanjutnya adalah tetap
mempertahankan Anson Chan sebagai Chief Secretary ( kepala sekertaris ).
AnsonChan merupakan orang Cina pertama yang menduduki jabatan ini pada tanggal
29 November 1993. Jabatangubernur dan kepala sekertaris selama 95 tahun sejak
disewanya New Teritories tahun 1898 selalu diduduki oleh orang Inggris. Chief
secretary adalah jabatan tertinggi setelah gubernur, pengangkatan Anson Chan
berkaitan dengan terancamnya perundingan Inggris – Cina pada tahun 1993.
Dalam bidang politik Tung ingin bersikap netral dengan tidak
mengikuti aliran politik tertentu, namun Tung tampaknya tidak melarang partai
komunis Cina membuka cabang di Hongkong, seperti yang diucapkan Tung Chee-hwa,
Hongkong selama ini merupakan tempat yang sangat toleran terhadap aliran
politik apapun. Jadi PKC sebagai salah satu aliran politik tidak ada masalah
untuk hidup pula di Hongkong setelah tahun 1997. Meski Hongkong di bawah
Inggris, Hongkong menikmati kebebasan yang sangat luas, termasuk dalam bidang
politik, walaupun Cina tidak mendirikan cabang PKC di Hongkong namun banyak
organisasi politik yang pro-Beijing. Pernyataan Tung tentu saja menimbulkan
reaksi keras dari kalangan aktifis pro-Demokrasi, mereka menganggap Tung
membuka pintu masuknya PKC di Hongkong. Tindakan pro-Demokrasi ini mendapat
tanggapan dari organisasi politik di Hongkong yang pro-Beijing bahwa menutup
pintu bagi PKC bukan merupakan tindakan yang bijaksana, sebab Hongkong menerima
organisa-organisasi lain yang mendukung setiap gerakan Demokrasi di Cina.
Untuk meredam gejolak politik sebelum Hongkong kembali ke
Cina, Tung mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh partai demokrasi seperti :
Martin Lee, Dr. Yeung Sum, Fred Li Wah-Ming dan lainnya. Dalam pertemuan ini
Tung mengingatkan kaum democrat agar tidak menggunakan professional legislature
sebagai ancaman kelangsungan demokrasi di Hongkong pasca 1 Juli 1997. Tung
menyarankan kepada kaum democrat untuk mengadakan perjalanan ke Cina agar
wawasan mereka tentang Cina bertambah luas sehingga tidak terlalu berpikiran
buruk terhadap Cina.
Sikap Hongkong terhadap professional legislature yang menonjol
adalah tidak mau mengeluarkan dana satu sen pun untuk membiayai dewan
legislatif buatan Cina itu. Chris Patten menganggap Cina telah melanggar
kesepakatan bersama yang tertuang dalam join declaration dan basic law yang
berisikan segala masalah yang berkaitan peralihan kekuasaan yang telah
disetujui Inggris dan Cina. Cina akhirnya bersedia menanggung biaya pengeluaran
dewan legislatif sementara, karena Cina hanya akan membiayai dewan itu sampai 1
Juli 1997 sebab setelah itu Hongkong sudah berada di bawah Cina dan dapat
mengambil kembali dana dari Hongkong. Walaupun sudah terbentuk dewan legislatif
sementara ini tidak bisa menjalankan fungsi utama yakni membuat undang-undang
Hongkong setelah 1 Juli 1997. Selain itu keberadaan dewan tidak boleh berada di
Hongkong sebab sampai 1 Juli 1992 Hongkong masih berada di bawah legislatif
Council hasil pemilu tahun 1995. Profesional legislatif resmi beroprasi pada
tanggal 1 Juli 1997 sampai pelaksanaan pemilu pada tahun 1998, untuk memilih
anggota dewan legislatif baru.
Setelah terbentuknya professional legislatif Cina berencana
mencabut 25 undang-undang yang selama ini diterapkan Inggris di Hongkong,
sehingga mengakibatkan kemarahan Inggris berkaitan dengan ikut dihapusnya
sebagian UU kebebasan. dengan masalah itu hubungan Inggris-Cina kembali tegang.
alasan pencabutan 25 UU adalah menghaous segala peraturan yang berbau kolonial
dari bumi Hongkong dan peraturan-peraturan baru akan dilahirkan. Cina
memperingatkan Inggris untuk tidak mendikte dirinya dalam memimpin Hongkong,
seperti yang dikatakan juru bicara kementrian luar negeri Cina. Dengan
pernyataan Shen Guofang menggambarkan bahwa Cina sekarang tidak seperti Cina
yang dulu, saat Inggris dengan mudah mengambil Hongkong tahun 1842, dan Cina
ingin menunjukkan bahwa kekuatan Cina sekarang tidak kalah dengan Inggris.
Deng Xioping sebagai pencetus satu negara dua sistem telah
memberi harapan bagi warga Hongkong mengenai masa depan Hongkong setelah
tanggal 1 Juli 1997. Namun tanggal 19 Februari 1997 Deng meninggal dunia
sehingga membuat warga Hongkong was-was dan ragu-ragu.
Untuk menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran rakyat
Hongkong mengenai masa depan mereka setelang Deng meninggal, maka Tung Chee-hwa
memberikan pernyataan semua pemimpin Cina sudah menyatakan tekad mereka untuk
meneruskan cita-cita Deng, termasuk apa yang diinginkan mendiang Deng Xioping
terhadap Hongkong.
Upaya peralihan Hongkong tidak semudah yang diharapkan RRC,
karena prinsip satu negara dua sistem merupakan teori baru yang pelaksanaannya
masih diraguka oleh kalangan politisi internasional. Janji RRC untuk tetap
mempertahankan Hongkong seperti sebelumnya tetap diragukan, setelah deklarasi
bersama dan terbentuknya basic law tahun 1984 sudah banyak yang dilakukan oleh
Cina sebelum Hongkong membangun pada tanggal 1 Juli 1997. Pada tanggal 11
Desember 1996 RRC telah mengangkat Tung Chee-hwa sebagai chief axecutive yang
akan menggantikan Gubernur Hongkong Chris Patten setelah Hongkong kembali.
Pembentukan professional legislature yang menggantikan legislative council yang
dipilih langsung oleh rakyat Hongkong, dan tidak memberikan kesempatan kepada
partai demikrasi Hongkong untuk duduk di badan-badan yang mempersiapkan
kembalinya Homgkong. Apa yang dilakukan RRC tersebut dianggap sebagai dampak
buruk bagi masa depan Hongkong.
Pemerintah Cina bertekad untuk tetap mempertahankan Hongkong
seperti yang telah dirintis Inggris, hal ini berkaitan dengan pembangunan
ekonomi Cina yang dimulai oleh reformasi Deng Xiaoping, Hongkong akan memberi
peran terhadap pertumbuhan perekonomian Cina yang telah menerapkan politik
pintu terbuka sejak tahun 1978 yang di mulai di kota Guandang, pujian, Sanghai
dan Senzhen yang berdekatan dengan Hongkong. Namun Hongkong tetap khawatir
karena kebijaksanaan pemerintah Cina sejak awal tahun 1980 adalah khas
kombinasi ekonomi dan politik, dalam bidang ekonomi diberi kelonggaran sedang
dalam bidang politik tetap berpegang pada komunisme.
Tsang Yok Sing ketua partai aliansi demokrasi untuk Hongkong
merasa optimis dengan tekad Cina untuk mempertahankan Hongkong seperti berada
di bwah pemerintah Inggris. Sang berpendapat bahwa jalan yang terbaik bagi
Hongkong ialah melalui pendekatan dan dialog dengan RRC. Hongkong tidak punya
pilihan lain karena secara historis Hongkong harus kembali pada Cina pada
tanggal 1 Juli 1997.
Tekad Cina untuk mempertahankan Hongkong seperti saat berada
di bawah Inggris juga mendapat tanggapan dari mantan Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat Henry Kissinger yang menyatakan keyakinan bahwa gagasan satu
negara dua sistem bisa berjalan dengan baik.
Untuk mempertahankan Hongkong sebagai pusat ekonomi,
perdagangan dan keuangan dunia maka Cina harus memenuhi beberapa syarat yang
diajukan Konsul Jenderal Amerika Serikat di Hongkong pada bulan Mei 1995.
Terdapat enam syarat yang harus dipenuhi oleh Cina yaitu:
1)
Adanya kelanjutan di Hongkong atas masalah stabilitas,
kesejahteraan serta ekonomi dengan derajat yang tinggi.
2)
Kelanjutan dengan
adanya sistem pasar bebas.
3)
Sikap yang menguntungkan terhadap bisnis pajak yang rendah,
pelabuhan bebas, peraturan yang minimal dan kontrak yang jelas.
4)
Kebebasan ditegakkan hokum dan hak asazi manusia.
5)
Adanya kelangsungan perkembangan institusi-institusi yang
terbuka, demokratis dan dipertanggungjawabkan.
6)
Kelanjutan kerja sama antara badan-badan hukum pelaksana
hukum-hukum Hongkong dan Luar Negeri termasuk juga sebuah perjanjian ekstradisi
yang baru.
Masalah yang mengancam perekonomian Hongkong adalah
tertularnya penyakit korupsi yang ada di Cina. Korupsi, Nepotisme,
Ketidakpastian Hukum dan sistem koneksi merupakan cirri perekonomian Cina,
sehingga Cina dikategorikan sebagai salah satu negara yang paling korup di
dunia.
Perdana Menteri Cina Li Peng memberikan laporan di depan
kongres rakyat nasional pada tanggal 1 Mei 1995, Li Peng menekankan perlu
dilaksanakan rekstuturisasi ekonami dan reformasi perusahaan-perusahaan negara,
menegaskan kebijaksanaan RRC atas Hongkong dan Taiwan, menyerukan persatuan
etnis, serta bersumpah atas mengambil tindakan lebih lanjut atas kejahatan dan
korupsi.
Usaha
untuk memberantas korusi yang dilakukan oleh Cina belum dapat diyakini oleh
rakyat Hongkong. Kedatangan tentara pembebasan rakyat Cina yang akan
ditempatkan di Hongkong menjelang penyerahan Hongkong merupakan satu jalan
masuknya korupsi dan kejahatan. Cina menjamin tentara yang ditugaskan di
Hongkong yang terkesan mewah, bukan tidak mungkin mereka tergoda nafsu materi
dan kemudian terperosok oleh tindak korupsi.
Selain penilaian buruk terhadap bahaya korupsi dari Cina,
rakyat Hongkong juga mempunyai pandangan buruk terhadap tentara pembebasan
rakyat Cina yang datang m,enjelang penyerahan Hongkong. Citra buruk dari
tentara pembebasan rakyat berkaitan dengan pembantaian demonstran di lapangan
Tianamen pada tanggal 4 Juni 1989 sebagai pelanggaran hak asazi manusia. Rakyat
Hongkong merasa terancam, apakah kebebasan dan hak asazi rakyat Hongkong dapat
dijamin.
Rakyat Hongkong seharusnya tidak perlu gelisah dengan
kedatangan tentara pembebasan rakyat. Penempatan TPR di Hongkong menurut Basic
Law yang menjadi konstitusi mini bagi Hongkong setelah penyerahan kedaulatan
dari Inggris, mewakili kepentingan kedaulatan Cina di Hongkong. Tugas TPR
menurut dasar hukum Hongkong adalah bertanggungjawab atas pertahanan Hongkong,
masalah luar negeri, menjaga stabilitas sosial dan masalah lain yang ditetapkan
oleh undang-undang. TPR tidak bertanggungjawab terhadap pemerintah lokal
Hongkong.
Untuk keamanan dalam negeri secara penuh berada di tangan
kepolisian dan pemerintah Hongkong. Namun, baik kepolisian maupun pemerintah Hongkong
boleh mengajukan permohonan minta bantuan kepada komando militer Cina bila ada
perusuhan sosial di dalam wilayah Hongkong atau bencana alam.
Bagi penduduk Hongkong dalam menyambut penyerahan kekuasaan
Hongkong pada Cina, menjadi dua hal yang membingungkan, apakah harus menyambut
penyerahan itu dengan cara gembira karena kembali ke pangkuan ibu pertiwi, atau
sedih karena tidak menjadi bagian dari pemerintah Inggris yang telah memanjakan
dengan kebebasan. Apapun alasan kekawatiran penduduk Hongkong setelah berada di
bawah RRC tidak akan dapat mengubah keputusan pengembalian Hongkong pada
tanggal 1 Juli 1997 karena sewa new teritories sudah habis dan sudah di setujui
oleh Inggris dan Cina dalam deklarasi bersama pada tanggal 26 September 1984.
Apapun perasaan penduduk Hongkong, pada malam penyerahan Hongkong mereka tetap
larut dalam pesta besar.
Para pemerhati politik internasional menyambut kembalinya
Hongkong dalam RRC, bagi peristiwa paling besar pada abad ke-20. Para Demokrat
juga merasa kasihan pada 6 juta rakyat Hongkong yang akan kehilangan
kemerdekaan lantaran dipaksakan bernaung di bawah rezim komunis. Bagi
masyarakat dunia mengangap peristiwa itu sebagai kejadian besar, dilihat dari
jumlah wartawan yang meliput peristiwa tersebut tak kurang dari 8000 wartawan
media cetak dan elektronik.
Upacara penyerahan Hongkong pada Cina berlangsung pada
tengah malam tanggal 30 Juni 1997, 4000 tamu terhormat dari dalam maupun luar
negeri hadir atas undangan Inggris dan Cina. Delegasi inggris sebagai pihak yang
akan menyerahkan kedaulatan dipimpin oleh pangeran Charles dengan anggota
Perdana Menteri Tony Blair, menteri luar negeri Cook, mantan gubernur Hongkong
Chris Patten dan komandan tentara Inggris mayor jenderal Bryan Dutton. Dari
pihak Cina dipimpin oleh presiden Jiang Zemin dengan anggota perdan menteri Li
Peng, Menteri Luar negeri Qian Qichen, komandan garnisun dan tentara pembebasan
rakyat jenderal Liu Zhenwu, dan kepala eksekutif Tung Che-Hwa.
Dalam upacara penyerahan, yang pertama memberitahukan pidato
adalah pangeran Charles, dalam pidatonya pangeran Charles menekankan pada
perubahan yang berkesinambungan yang berarti Hongkong sebagai wilayah
administrasi khusus di bawah RRC akan terus dengan sistem ekonomi dan gaya
hidup seperti sebelumnya. Pangeran Charles juga menyampaikan pujian ratu
Elisabeth kepada seluruh penduduk Hongkong yang bekerja keras, dan terima kasih
pada rakyat Hongkong yang selama 150 tahun menjadi teman setia. setelah
pangeran Charles selesai memberikan pidato, maka bendera union jack dan bendera
Hongkong lama diturunkan oleh barisan kehormatan tentara Inggris. Kemudian
barisan tentara kehormatan tentara pembebasan rakyat naik panggung dan
menaikkan bendera RRC dan bendera Hongkong baru.
Setelah penaikkan dan penurunan bendera, tampilah presiden
Cina Jiang Zemin, menyatakan pidatonya yang menegaskan bahwa Hongkong akan
dijamin kebebasan baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik maupun gaya hidup.
Jiang juga menegaskan bahwa pemerintah Cina tidak akan mencampuri urusan dalam
wilayah Hongkong kecuali hal yang menyangkut dengan pertahanan dan politik luar
negeri Hongkong. Jiang juga memuji gagasan Deng Xiaoping yang mengatur
penempatan Hongkong dalam lingkungan RRC di bawah asas satu negara dua sistem.
Sedangkan pidato perdana menteri Li Peng dan Tung Chee-hwa pada dasarnya
mendukung apa yang disampaikan predien Jiang Zemin.
Tepat pada tanggal 1 Juli 1997 pukul 00.00 Inggris angkat
kaki dari Hongkong, delegasi Inggris meninggalkan ruangan upacara dengan
diantar menteri luar negeri Qian Qichen menuju kapal britania yang akan
berlayar ke Inggris. Mulai detik itu juga legislatif Council buatan Inggris
bubar dan digantikan oleh badan legislatif sementara, gubernur Chris Patten
diganti Tung Chee-hwa, dan konsep satu negara dua sistem mulai berlaku di
wilayah administrasi khusus Hongkong.
Bagi Inggris hari penyerahan Hongkong merupakan saat-saat
perpisahan yang menyedihkan, Inggris telah membangun Hongkong dari daerah yang
tandus menjadi kota pelabuhan yang besar dan akhirnya harus dikembalikan kepada
Cina karena kontrak sewanya telah habis. Sebaliknya bagi Cina, merupakan saat
untuk berpestapora dan bergembira karena kembalinya hak atas pulau yang sudah
lama dikuasai imperialis barat.
Bagi Cina Hongkong merupakan aib sejak Inggris memaksa Cina
menandatangani perjanjian Nanking 1842. Kembalinya Hongkong pada tanggal 1 Juli
1997 bukan sekedar bersatunya kembali Hongkong melainkan sekaligus merupakan
symbol pulihnya kehormatan nasional Cina dan awal terwujudnya impian Cina Raya.
G. Pengaruh Kembalinya Hongkong
Bagi RRC
Jatuhnya Hongkongf ke
tangan Inggris pada tahun 1842 telah menurunkan derajat Cina di mata dunia
Internasional. Dengan kembalinya Hongkong pada tanggal 1 juli 1997 berarti
pulihnya kehormatan internasional Cina dan merupakan awal terwujudnya inpian
Cina Raya.
Kembalinya Hongkong
juga merupakan keberhasilan dari salah satu tema pokok dari revolusi Cina tahun
1949, yaitu penyatuan wilayah yang masih terpisah sejak proklamasi Republik
Rakyat Cina pada tahun 1949.
Sukses dalam
mengambil alih Hongkong menjadikan RRC percaya diri bahwa pada akhirnya akan
bisa menyatukan seluruh wilayah Cina. Sukses ini akan mengacu pada pengembalian
Macao dan Taiwan. Kembalinya Macao tidak terlalu Sulit karena Portugis telah
menyetujui pengembalian Macao pada tahun 1999. Yang paling sulit disatukan
adalah Taiwan, sehingga sukses pelaksanaan prinsip satu Negara dua sitem akan
dapat menarik Taiwan untuk bersatu dengan Cina.
Bagi Cina kembalinya
Hongkong dapat memberi dukungan untuk memperkuat posisi Cina di kawasan Asia
Timur. Impian kebangkitan seperti jaman kekaisaran, sebagai negara yang di
kagumi oleh negara – negara lain sudah mulai disiapkan sejak kemenangan system
komunis pada tahun 1949. Ditambah lagi dengan perubahan kebijakan tahun 1987
oleh ketua Partai Komunis Deng Xiaoping dengan empat modernisasa dalam bidang
pertanian, industri, tekhnologi, dan pertahanan dan kebijakan pintu terbuka,
Cina mulai mengejar ketinggalan dari negara – Negara maju.
Kembalinya Hongkong
sebagai kota perdagangan yang maju akan memberi pemasukan bagi Cina, waktu
reunifikasi Hongkong sangat tepat karena Cina memerlukan bantuan dana untuik
mngembangkan empat modernisasi dan sumbangan devisa dari Hongkong akan sangat
bermanfaat bagi Cina.
Hongkong merupakan
tempat perekonomian paling bebas, tempat yang pendapatan perkapitanya terbesar
kedua di dunia, tempat yang memiliki angka pengangguran paling kecil, dan
tempat penyediaan investasi asing secara langsung. Dengan kekuatan ekonomi dan
perdagangan Hongkong, Cina berharap akan dapat memacu kemajuan di zona – zona
ekonomi khusus Cina yang berdekatan dengan Hongkong, yakni Shanghai, Fujian,
Guandong, dan Senzhen.
Kekuatan ekonomi
Hongkong yang sangat menguntungkan Cina sehingga tidak ada niat untuk mengubah
sistem suatu negara dua sistem. Apabila Cina mengubah sistem satu negara dua
sistem di Hongkong maka Cina akan mendapatkan rusaknya perekonomian Hongkong,
sulitnya menarik Taiwan untuk bersatu dengan Cina, dan jatuhnya kehormatan Cina
di mat dunia Internasional karena telah mengingkari Deklarasi Bersama pada
tahun 1984.
Dengan kembalinya
Hongkong berarti RRC akan lebih mudah untuk menggeser kekuatan Amerika Serikat
di Asia Pasifik dan Cina akan dapat mewujudkan ambisinya untuk menjadi kekuatan
militer regional. Dan apabila Cina telah mampu mewujudkan reunifikasi nasional
maka Cina akan mendapatkan tambahan penduduk dari Taiwan, Hongkong dan Macao
sehingga Cina yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia dan Cina akan
dapat menguasai perekonomian pada abad ke-21.
H. Pengaruh Kembalinya Hongkong
Bagi Dunia Internasional
Bagi dunia internasional Reunifikasi Hongkong ke Cina
berarti penggabungan dua potensi yang sama-sama besar, Cina sebagai negara
besar yang telah mampu mengembangkan perekonomiannya pada tingkat yang
memuaskan. Hongkong yang telah mengalami peningkatan di bidang perekonomiann
bahkan dapat dikategorikan sebagai negara Industri Baru. Tampilnya Deng
Xiaoping dengan gagasan mengenai
sosialisme yang disesuiakan dengan alam kehidupan rakyat Cina yang mengalami
keberhasilan pembaharuan di Cina, dan ndi ramalkan akan menjadi kekuatan besar
di kawasan Asia Timur. Dengan jumlah wilayah yang begitu besar Cina mempunyai
potensi untuk menjadi kekuatan yang berpengaruh.
Reunifikasi Hongkong ke Cina akan lebih mempercepat
pertumbuhan ekonomi Cina. Hongkong sebagai sebuah kekuatan keungan dunia, akan
lebih menegaskan peranannya sebagai ekonomi capital, menyatunya politik
Hongkong dan Cina akan menciptakan kekuatan perdagangan. Pertumbuhan ekonomi
Cina yang semakin meningkat setelah bergabungnya Hongkong, menuntut adanya
pembangunanmiliter dengan tujuan untuk menjaga wilayah dan kepentingan
negaranya dari intervensi dan agresi pihak lain serta untuk membantu
reunifikasi nasional.
Pada perkembangan selanjutuya, pembangunan militer Cina yang
dimaksudkan untuk mempertahankan diri dari kekuatan asing tersebut menimbulkan
kekhawatiran dan kecemasan akan munculnya Cina yang penuh dengan kekuatan dan
tak tertandingi di kawasan Asia Pasifik. Kecemasan tersebut di buktikan dengan
naiknya anggaran belanja militer Cina.
Reunifikasi Hongkong ke Cina di khawatirkan oleh negara –
negara demokrasi di dunia, karena kebebasan yang ada di Hongkong lama kelamaan
akan dipengaruhi oleh sistem komunis Cina.
Bagi Taiwan, tumbuhnya kekuatan militer Cina menjadi kekhawatiran
tersendiri, karena Taiwan yang di klaim keberadaannya sebagai bagian dari
propinsi Cina. Kekhawatiran Taiwan cukup beralasan karena Cina tidak akan segan-segan
mengerahkan segala potensinya untuk mencapai tujuan nasionalnya, walaupun Cina
sendiri ingin menyatukan Taiwan dengan cara damai.
Cina sudah mulai terbuka dan terlibat aktif di panggung
internasional. Dengan desakan nasionalisme yang semakin kuat ditambah dengan
kebijaksanaan yang diambil oleh mendiang Den Xiaoping, Cina akan menjadi
kekuatan internasional yang akan menggantikan posisi Amerika Serikat di Asia
Pasifik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cina terletak di Asia
Timur, berbatasan dengan Mongolia dan Uni Soiet di sebelah utara, Pakistan dan
India di sebelah barat. Asia Tenggara di sebelah selatan, Korea dan Jepang di sebelah timur. Lus negara Cina
9.572.000 km2.
Hongkong merupakan
bagian wilayah dari Cina, namun pada tahun 1842 menjadi koloni Inggris dan
bertambah luas hingga tahun 1898. Hongkong terletak di pantai Tenggara Cina,
memiliki luas 1.044.6 km2 yang meliputi pulau Hongkong seluas 78 km2,
semenanjung Kowloon seluas 13 km2, New Tetitories seluas 975 km2
dan 230 pulau di sekitarnya yang membentuk kepulauan Hongkong.
Pengembalian Hongkong
dan Taiwan dalam kedudukan Cina merupakan usaha RRC untuk membangun kembali
Cina Raya, dimana Cina mulai bangkit sejak tahun 1949 dan sejak di akuinya
kedaulatan RRC oleh Negara – Negara Barat. Hongkong dan Taiwan memiliki
kesamaan yakni menjadi wilayah yang strategis dalam perdagangan internasional
sehingga Cina perlu untuk menyatukan kembali kedua wilayah itu baik dalam
politik maupun ekonomi. Dalm bidang politik Hongkong merupakan awal dari
penghinaan terhadap kekaisaran Cina pada tahun 1942dan pernyataan kembali
Hongkong merupakan usaha untuk mengakhiri penghinaan selama 155 tahun, dalam
bidang ekonomi Hongkong merupakan kota perdagangan nomor tiga di dunia setelah
New York dan London.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi materi tambahan untuk pengetahuan
kita dan semoga peperangan, perpecahan antara RRC dan Hongkong tidak akan
terulang kembali, dan semoga bermanfaat. Makalah ini belumlah sempurna, jika
ada kesalahan, saya mohon kritik dan saran. Kurang dan lebihnya saya ucapkan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Dimas-dimastampan.blogspot.com
Taniputera, Ivan. (2009). The History Of Cina. Jogjakarta: Ar-ruz
Media Agung.
Leo. (2006). Sejarah Asia Timur 2. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan
UNS.
Miner, Norman.(1995). The Government and Politics of Hongkong:
Oxford University Press.
School, J.W. (1982). Modernisasi Pengantar Sosiologi Pembangunan
Negara-Negara Sedang Berkembang. Jakarta: PT. Gramedia.